LANGIT musim kemarau basah di Jawa Barat pekan ini tampak berbeda.
Dua pesawat Caravan dengan perut penuh kantong garam dan kalsium oksida meluncur dari Lanud Halim Perdanakusuma, menebar butiran kecil yang memicu hujan di tengah laut.
Sejak Senin hingga Kamis, tim gabungan dari BNPB, BMKG, dan TNI AU telah menaburkan 16 ton bahan semai dalam 18 sorti penerbangan—sebuah upaya luar biasa untuk menanggulangi bencana banjir yang mengancam wilayah hilir Jabodetabek.
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
Misteri Mercy Habibie Rp2,6 Miliar yang Kini Jadi Barang Bukti
Prabowo Berlutut, Berikan Bintang Jasa untuk Nyak Sandang
Indonesia di Ambang Stagnasi: Pertumbuhan Ekonomi Tak Capai Target

SCROLL TO RESUME CONTENT
Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) ini adalah strategi darurat Pemerintah menyusul hujan lebat pada Minggu sebelumnya yang membuat banyak kawasan Jakarta, Karawang, hingga Bekasi terendam.
“Kita melakukan penyemaian untuk mencegah hujan masuk ke darat,” jelas Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB.
“Hujan tetap terjadi, tetapi dialihkan ke perairan utara Jawa.”
Baca Juga:
Di Balik Candaan Seksis Dedi Mulyadi dan Diamnya Budaya Patriarki
Persib Cimahi Jadi Juara Gothia Cup U-13, Inspirasi Sepak Bola Indonesia
Horor di Balik Pernikahan Megah Anak Dedi Mulyadi & Putri Irjen Karyoto
Secara teknis, NaCl berperan sebagai inti kondensasi awan, sementara kalsium oksida menambah daya serap kelembapan awan sehingga butir hujan lebih cepat terbentuk.
BNPB mencatat bahwa hujan di Jakarta menurun 30–60 persen sejak hari pertama operasi.
Bahkan dua hari terakhir cuaca ibu kota terasa terik dan kering—memberi kesempatan bagi tim tanggap banjir memperbaiki tanggul dan memompa air genangan.
Dari Garam hingga Gelombang Atmosfer: Sains di Balik Operasi Cuaca
Fenomena hujan yang “digeser” ke laut tentu bukan sihir, melainkan hasil riset bertahun-tahun tentang proses mikrofisika awan.
Sejak lama, para ilmuwan mengetahui bahwa awan sarat uap air membutuhkan inti kondensasi untuk mengumpulkan molekul-molekulnya menjadi tetes hujan yang cukup berat untuk jatuh.
Di sinilah butiran halus garam memainkan peran.
“Ketika butiran NaCl disemai di dalam awan, butiran itu bertindak seperti bibit, menarik uap air di sekitarnya,” terang Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG, dalam pernyataan resminya.
“Dengan begitu kita bisa memicu hujan lebih cepat dan di lokasi yang kita tentukan.”
Teknik ini juga memperhitungkan kondisi gelombang atmosfer.
BMKG memantau pola-pola Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang Rossby yang pekan depan diperkirakan kembali aktif, meningkatkan risiko hujan ekstrem di Indonesia bagian barat dan timur.
“Modifikasi cuaca bukan untuk menghilangkan hujan, tetapi untuk mendistribusikannya lebih merata dan mencegah konsentrasi curah hujan ekstrem di satu titik,” tambah Dwikorita.
Namun para ahli mengingatkan, OMC hanya bersifat sementara dan perlu dibarengi upaya jangka panjang.
Infrastruktur drainase yang baik, pengelolaan DAS yang sehat, serta ruang terbuka hijau yang cukup tetap menjadi kunci mitigasi banjir berkelanjutan.
Optimisme, Tantangan, dan Pesan Kesiapsiagaan untuk Warga
Bagi sebagian warga Jakarta, dua hari langit cerah adalah kelegaan. Namun bagi para ilmuwan, itu hanya awal.
BNPB dan BMKG dijadwalkan mengevaluasi hasil OMC pada Jumat sore untuk menentukan apakah operasi perlu diperpanjang seiring potensi cuaca ekstrem yang diprediksi muncul pada dasarian kedua Juli.
Abdul Muhari mengimbau masyarakat tetap waspada.
“Pemerintah Daerah perlu rutin memeriksa tanggul dan drainase,” katanya.
“Warga juga punya peran dengan membersihkan saluran air, memeriksa atap rumah, dan punya rencana evakuasi keluarga.”
Misi mitigasi bencana bukan hanya soal teknologi canggih dan strategi besar, tetapi juga kebiasaan kecil di tingkat rumah tangga.
Setiap pohon yang dipangkas tepat waktu, setiap selokan yang bersih dari sampah, adalah kontribusi penting dalam melindungi lingkungan kita dari dampak buruk cuaca ekstrem.
Sebagai catatan, Indonesia memang berada di kawasan tropis yang rawan dinamika iklim.
Perubahan iklim global memperparah variabilitas cuaca, memperpanjang musim hujan, dan meningkatkan intensitas badai.
Oleh karena itu, edukasi publik menjadi sama pentingnya dengan intervensi teknis.
Masyarakat yang paham dan peduli akan lebih siap menghadapi ancaman bencana yang kini tak lagi bisa diprediksi hanya dengan kalender musiman.
Kisah Langit, Laut, dan Manusia: Refleksi di Musim Kemarau Basah
Di balik setiap operasi penyemaian awan, tersimpan kisah tentang hubungan rumit manusia dengan cuaca, tentang upaya kita untuk menaklukkan langit sekaligus berdamai dengannya.
Butiran garam yang melayang di udara, lalu jatuh sebagai hujan di tengah laut, menjadi metafora tentang bagaimana sains modern menawarkan harapan bagi kota-kota yang rentan di pesisir.
Namun hujan tak sepenuhnya bisa kita kendalikan. Alam tetap memegang kendali utama. OMC hanya memberi kita waktu untuk berbenah, bukan menghapus risiko sepenuhnya.
Seperti laut yang menanti di ujung sungai, kita hanya bisa mengarahkan alirannya, bukan menghentikannya.
Upaya BNPB, BMKG, dan TNI AU pekan ini adalah bukti bahwa mitigasi bencana adalah hasil kolaborasi ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesadaran kolektif.
Ia mengingatkan kita bahwa setiap tindakan kecil di daratan berpengaruh pada laut, langit, dan kehidupan di bawahnya.
Dan di sinilah misi konservasi dan kesiapsiagaan menemukan titik temunya—menjaga warisan alam untuk generasi mendatang.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Harianindonesia.com dan Sawitpost.com.
Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Hello.id dan Haiidn.com.
Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Apakabarjateng.com dan Jabarraya.com
Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.
Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.
Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.
Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.
Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center