Skandal Bayi Dijual ke Singapura Bikin Malu, Indonesia Jadi Peternakan Budak!

Sindikat busuk terungkap di Bandung, bayi “dipesan” sejak dalam kandungan, pengawasan pemerintah lagi-lagi mandul.

Avatar photo

- Pewarta

Selasa, 15 Juli 2025 - 09:45 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Polda Jawa Barat berhasil membongkar sindikat penjual bayi ke Singapura. (Pixabay.com/sippakorn)

Polda Jawa Barat berhasil membongkar sindikat penjual bayi ke Singapura. (Pixabay.com/sippakorn)

SKANDAL perdagangan manusia kembali bikin malu negeri ini. Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Barat berhasil membongkar sindikat penjual bayi ke Singapura.

Enam bayi yang nyaris dijual ke negeri tetangga berhasil diselamatkan polisi, sementara 12 pelaku yang tega menjual masa depan bangsa sendiri kini sudah diamankan.

Cerita ini bukan cuma soal kriminal semata, tapi juga potret bobroknya pengawasan pemerintah terhadap hak-hak anak.

Negara sudah kayak pasar budak, bayi bisa diperjualbelikan seolah tak ada aturan.

Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan menyebut operasi ini membongkar peran-peran jahat yang saling bekerja sama dari hulu ke hilir, mulai dari penculik, perawat bayi, pembuat dokumen palsu, hingga kurir yang mengirim bayi keluar negeri.

“Bahkan penjualan sampai sebelum lahir, dari kandungan sudah ada penampungnya, pembuat surat-suratnya, dan pengirimnya,” tegas Hendra.

Bayi-bayi Dijual Sejak Masih Dalam Kandungan, Miris Sekaligus Jijik!

Lebih bikin miris, menurut polisi, sindikat ini bahkan sudah “memesan” bayi sejak masih di perut ibu.

Calon ibu dijaring, dibujuk rayu dengan iming-iming duit, lalu dikawal sampai lahiran. Bayinya kemudian langsung “diangkut” untuk dikirim ke luar negeri.

“Para bayi kebanyakan berasal dari Jawa Barat. Lima di antaranya dibawa dari Pontianak ke Tangerang, satu lagi dari Jabodetabek,” jelas Hendra.

Polisi juga mengungkap, laporan kasus ini bermula dari keluhan orang tua yang anaknya hilang. Dari situlah, benang merah perdagangan bayi ini terungkap.

Lucunya, pemerintah pusat diam saja. Seolah masalah ini hanya tanggung jawab Polda Jabar. Padahal, ini jelas-jelas soal wajah bangsa di mata dunia. Anak-anak Indonesia dijual ke Singapura, negara yang katanya bertetangga baik.

Dan yang lebih gila lagi, para pelaku sudah punya dokumen-dokumen lengkap untuk mengelabui imigrasi.

“Salah satu pelaku berinisial SH sudah siapkan semua dokumen untuk pengiriman bayi ke Singapura,” ujar Direktur Reskrimum Polda Jabar Kombes Pol Surawan.

Negara Dinilai Gagal Lindungi Anak-anak, Sudah Saatnya Pemerintah Malu!

Kasus ini lagi-lagi menunjukkan negara gagal melindungi anak-anak, yang seharusnya jadi prioritas masa depan bangsa.

Bukannya diselamatkan, malah dibiarkan jadi komoditas dagangan untuk memenuhi nafsu orang asing.

Alih-alih sibuk pidato soal “bonus demografi” dan “generasi emas 2045”, pemerintah mestinya malu karena anak-anak dijual ke luar negeri seperti barang di pasar loak.

Surawan bahkan blak-blakan mengaku sedang bekerja sama dengan Interpol untuk menelusuri korban-korban lain di luar negeri.

Artinya, bisa jadi sudah banyak bayi yang lolos dijual sebelum kasus ini terbongkar.

“Kami kembangkan kasus ini dengan Interpol untuk cari kemungkinan korban lain di luar negeri,” ujarnya,

Jadi pertanyaannya: sampai kapan anak-anak Indonesia jadi korban kelalaian negara sendiri?

Menteri PPPA juga sampai sekarang belum terdengar suaranya. Jangan-jangan malah ikut sibuk bikin pencitraan di media sosial.

Pemerintah Harus Hentikan Pidato Manis, Segera Turun Tangan Selamatkan Anak Bangsa

Kasus ini harus jadi tamparan telak buat pemerintah pusat, yang seolah abai terhadap maraknya human trafficking di negeri ini.

Pidato manis soal perlindungan anak tidak ada gunanya kalau praktik busuk seperti ini dibiarkan merajalela.

Sekali lagi publik diingatkan, Indonesia bukan cuma rawan jadi pasar tenaga kerja murah, tapi kini juga pasar budak bayi.

Kalau dibiarkan, bukan tak mungkin kelak negara ini hanya jadi “peternakan bayi” untuk orang asing.

Masyarakat juga perlu waspada. Jangan mudah tergiur rayuan sindikat dengan embel-embel bantuan biaya persalinan atau santunan. Jangan sampai anak sendiri jadi korban berikutnya.

Pemerintah harus segera mengevaluasi sistem pengawasan di rumah sakit, kantor catatan sipil, bahkan di imigrasi. Jangan sampai kasus ini cuma berhenti di level Polda Jabar, lalu hilang ditelan lupa.

Karena pada akhirnya, masa depan bangsa ada di pundak anak-anak. Dan negara tak boleh jadi penonton ketika anak-anak dijual demi fulus.***

Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Harianindonesia.com dan Sawitpost.com.

Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Hello.id dan Haiidn.com.

Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Apakabarjateng.com dan Jabarraya.com

Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.

Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.

Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com

Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.

Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.

Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.

Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center

Berita Terkait

Di Balik Candaan Seksis Dedi Mulyadi dan Diamnya Budaya Patriarki
Horor di Balik Pernikahan Megah Anak Dedi Mulyadi & Putri Irjen Karyoto
DPRD Sumedang Menerima Aspirasi Warga Desa Sukasirnarasa Terkait Dampak Tol Cisumdawu
Dinas Perkebunan Jabar Akan Kirimkan Bantuan untuk Petani Tembakau Sumedang Tahun 2025
Biro Hukum Setda Provinsi Jawa Barat Monitoring pengelolaan website JDIH DPRD Sumedang.
Diseminasi Praktik Baik Sekolah Berketahanan Iklim, Ramah Lingkungan, Zero Waste School, Toilet Sehat & Bersih
Kadinsos Farid Ikut Beri Edukasi Kepada Siswa: Agar Nyaman di Sekolah Rakyat
Dedi Mulyadi: Wewenang Copot Direktur RSUD Linggajati Ada pada Bupati
Berita ini 57 kali dibaca
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Senin, 28 Juli 2025 - 14:39 WIB

Di Balik Candaan Seksis Dedi Mulyadi dan Diamnya Budaya Patriarki

Jumat, 18 Juli 2025 - 11:41 WIB

DPRD Sumedang Menerima Aspirasi Warga Desa Sukasirnarasa Terkait Dampak Tol Cisumdawu

Rabu, 16 Juli 2025 - 23:09 WIB

Dinas Perkebunan Jabar Akan Kirimkan Bantuan untuk Petani Tembakau Sumedang Tahun 2025

Rabu, 16 Juli 2025 - 19:12 WIB

Biro Hukum Setda Provinsi Jawa Barat Monitoring pengelolaan website JDIH DPRD Sumedang.

Rabu, 16 Juli 2025 - 14:52 WIB

Diseminasi Praktik Baik Sekolah Berketahanan Iklim, Ramah Lingkungan, Zero Waste School, Toilet Sehat & Bersih

Berita Terbaru

Presiden Prabowo saat mengalungkan medali penghargaan kepada Teungku Nyak Sandang, penyumbang pembelian pesawat pertama RI. (BPMI Setpres)

Nasional

Prabowo Berlutut, Berikan Bintang Jasa untuk Nyak Sandang

Selasa, 26 Agu 2025 - 09:48 WIB