HALLOJABAR.COM – Siklus menstruasi biasanya dapat diprediksi, bagi kebanyakan wanita, perdarahan menstruasi terjadi setiap 21 hingga 35 hari berlangsung antara 2 hingga 7 hari.
Jangka waktu menstruasi dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti usia, hormon, alat kontrasepsi, dan faktor gaya hidup seperti stres, diet, dan olahraga.
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists , 14% hingga 25% wanita AS usia subur mengalami menstruasi tidak teratur, ditandai dengan panjang siklus, aliran, atau frekuensinya yang tidak teratur.
Meskipun ini biasanya bukan masalah besar, jika menstruasi tidak teratur menjadi terus-menerus atau disertai dengan gejala-gejala seperti nyeri panggul atau perdarahan hebat, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.
Baca Juga:
22 April 2025 Hari Jadi Sumedang Ke-447 Kerajaan Tembong Agung Cikal Bakal Kabupaten Sumedang
Kasus BJB, Partai Golkar Serahkan Ridwan Kamil ke Proses Hukum, Bahlil: Biarlah Semua Itu Berproses
Seorang pengguna TikTok di Amerila berbagi pengalaman mengerikannya, ia alami menstruasi yang luar biasa panjang, yakni berlangsung lebih dari 1.000 hari.
“Kadar zat besi saya? Sangat rendah. Kram? Sangat parah. Semua otot saya sakit, tulang saya sakit. Saya terus-menerus sakit kepala, mual terus-menerus,” kata Poppy.
Periode menstruasi Poppy berlanjut selama tiga bulan, meskipun didiagnosis PCOS. Dokter melakukan histeroskopi, tetapi tidak menemukan penyebab yang jelas.
Seorang dokter spesialis meresepkan obat baru dan memasang IUD, yang juga gagal meredakannya. Rasa frustrasi dan putus asanya bertambah saat ia berjuang melawan pendarahan terus-menerus selama lebih dari setahun,
Baca Juga:
Gubernur Dedi Mulyadi Targetkan Pembangunan Infrastruktur Jalan Rampung 2027
Dugaan Lakukan Penipuan Modus Arisan Daring, Polisi Bekasi Selidiki Selebgram Mega Amalia Ramadanti
Penghapusan Tunggakan Pajak Bermotor Gubernur Dedi Mulyadi, Perlu Dicontoh Namun Harus Transparan
Meskipun telah menjalani banyak tes dan mencoba berbagai perawatan dan pengobatan. Bahkan MRI dan USG tidak menunjukkan masalah yang mendasarinya.
Siklus harapan dan kekecewaan berdampak buruk pada kesehatan mentalnya, hingga ia. terjerumus ke dalam depresi.
Terobosan terjadi pada hari ke-950 pendarahannya yang berkepanjangan, saat ia menemukan kemungkinan penyebabnya dengan bantuan para pengikut TikTok-nya.
Ia mengungkapkan bahwa ia memiliki kondisi langka yang disebut rahim bikornuata, yang juga dikenal sebagai rahim berbentuk hati, di mana rahim terbagi menjadi dua bilik, bukan satu.
Baca Juga:
Satu Warga Kampung Babakan Randu Dilaporkan Hilang dalam Tanah Longsor di Desa Dayeuhkolot, Subang
Satu Warga Kampung Babakan Randu Dilaporkan Hilang dalam Tanah Longsor di Desa Dayeuhkolot, Subang
Terkait Alasan Turunnya Jumlah Orrang yang Lakukan Perjalanan pada Lebaran 2025, Ini Respons Menhub
Rahim bikornuata, kondisi langka yang memengaruhi kurang dari 5% wanita, dapat menyebabkan gejala parah seperti pendarahan berat dan berkepanjangan, disertai nyeri haid, dan panggul.
Meskipun banyak wanita dengan kondisi ini tetap asimtomatik, bagi mereka yang mengalami gejala, dampaknya bisa signifikan.
“Saya telah menghabiskan 950 hari dalam penderitaan yang amat sangat, menghabiskan seluruh hidup saya untuk membeli pembalut, saya menangis setiap hari,” katanya.
Untuk meredakannya, Poppy berencana menjalani beberapa prosedur. Ia akan menjalani pemeriksaan hormon komprehensif untuk menguji kadar hormonnya dan melepas IUD-nya.
Ia juga dijadwalkan menjalani prosedur dilatasi dan kuretase, di mana dokter akan mengikis jaringan abnormal dari lapisan rahimnya.
Lebih jauh, ia sedang menjajaki operasi dengan dokternya untuk memperbaiki rahimnya yang berbentuk hati, suatu kondisi yang mungkin menjadi akar penyebab gejala-gejalanya.
“Memikirkan kehidupan di mana tidak akan berdarah setiap hari adalah surga bagi saya,” katanya bersedih. ( Sumber : NDTV.com / Tatang Tarmedi ) ***